Brian Arthur
2TB01-21316480
Keberadaan mal sering kali membuat pro kontra di antara banyak kalangan. Ada yang menganggap kehadiran mal sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Sementara di sisi yang lain kehadiran mal justru merugikan.
Dampak Positif
Faktanya bahwa mall dapat memberikan beberapa kontribusi positif terhadap negara ini. Beberapa diantaranya :
1. Meningkatkan pendapatan negara
Mall memberikan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk pajak, karena adanya aktivitas ekonomi disitu. Aktivitas ekonomi yang terjadi juga bukanlah main-main karena faktor penggerak transaksi kaum urban yang datang ke mall sudah tentu didominasi kalangan menengah ke atas. Sejatinya mereka bisa mengeluarkan lebih dari 100rb rupiah untuk setiap kedatangan mereka ke pusat perbelanjaan (akumulasi dari parkir, belanja, makan dan minum, atau kegiatan lain seperti nonton bioskop).
Meningkatnya jumlah orang kaya di tahun 2010 ini dan memboomingnya industri kreatif dapat turut mendongkrak psikologis manusia untuk berbelanja. Berbelanja hal-hal yang mungkin tidak terlalu mereka butuhkan.
2. Menambah lapangan kerja
Setiap pendirian mall berarti penyerapan tenaga kerja baru. Setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 250.000 – 300.000 orang tenaga kerja. Masih belum bisa menutupi angka jumlah pengangguran sebanyak 10 juta orang lebih di Indonesia.
3. Lambang pengakuan
Mall adalah sebuah lambang pengakuan. Pengakuan dari pihak-pihak; terutama tenant (terlebih jika tenant berasal dari luar negeri) bahwa iklim investasi di Indonesia baik. Menurut indeks investasi dunia, Indonesia masuk dalam peringkat 17 negara yang dapat dijadikan tempat berinvestati. Menyusul kenaikan harga IHSG yang nyaris menembus angka 3000, adalah indikasi-indikasi lain yang menunjukkan bahwa secara makro, negara ini memiliki fundamental ekonomi yang kuat.
Namun di samping dampak positif tersebut. Terdapat banyak potensi negatif darikeberadaan Mall. Diantara lain :
1.Lalu lintas macet
Mobilisasi alat dan bahan berpotensi untuk mengganggu
tingkat kenyamanan kawasan. Gangguan kenyamanan kawasan khususnya
diakibatkan oleh lalu lalangnya kendaraan pengangkut saat konstruksi
gedung berjalan. Ketika gedung beroperasi juga terjadi peningkatan arus
lalu lintas dari kendaraan karyawan, relasi, penghuni, atau pengunjung.
Selain merusak kondisi fisik jalan yang dilaluinya, frekuensi kendaraan
yang tinggi akan mengurangi tingkat kelancaran berlalu-lintas dan
keselamatan berlalu-lintas.
2. Kuantitas air terancam
Penggunaan air merupakan prasarana yang harus
disediakan di dalam gedung. Dalam kegiatan bangunan gedung komersial,
penggunaan air selama kegiatan pra konstruksi, selama konstruksi, bahkan
sampai operasional gedung akan cukup banyak. Sumber air yang digunakan
bisa dari PDAM, sumur dangkal, sumur dalam, sungai, danau, atau lainnya.
Penggunaan air yang cukup banyak dapat mengakibatkan dampak pada
kuantitas air permukaan dan bawah permukaan. Selain itu, kegiatan
pembangunan dan perubahan topografi lokasi akan mengakibatkan perubahan
pada morfologi badan air, dan perubahan morfologi akuifer. Tiang pancang
yang ditanam dapat merusak akuifer atau batuan pengikat air di bawah
tanah.
3. Menyebabkan polusi
Dalam kegiatan, dari pra kostruksi, konstruksi,
hingga operasional gedung akan banyak meng-operasikan kendaraan dan
peralatan mesin. Dalam proses tersebut akan dihasilkan limbah berupa
asap dari kendaraan, mesin, dan genset yang akan mempengaruhi kualitas
udara. Komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak pada
kegiatan tersebut adalah kebisingan dan getaran.
Dampak yang juga muncul dan sangat mengganggu
kualitas udara biasanya berkaitan dengan penggunaan penerangan yang
berlebihan. Di sekitar gedung yang menggunakan tata cahaya kurang baik
akan terjadi kebocoran cahaya sehingga berpengaruh pada kenyamanan
sekitar. Penduduk yang bermukim di sekitar gedung mungkin mengalami
gangguan karena silau dengan cahaya berlebihan yang dihasilkan dari
lampu penerangan gedung.
4. Terdapat limbah
Dalam pembangunan gedung, pemrakarsa harus
melengkapi prasarana berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan
tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Aktivitas pekerja yang
jumlahnya cukup banyak selama konstruksi, akan banyak menghasilkan
limbah padat maupun cair. Limbah berasal dari aktivitas kegiatan manusia
sehari-hari. Untuk sementara, selama tahap konstruksi, perlu sarana
jamban untuk pekerja, dilengkapi dengan tangki septik yang dapat dikuras
secara berkala. Limbah cair harus diolah dalam IPAL sebelum dilepas ke
saluran perairan terbuka atau perairan umum agar tidak mempengaruhi
kualitas air permukaan. Jika kualitas air limbah yang dilepas ke
perairan terbuka masih di atas baku mutu, dikhawatirkan akan mencemari
kualitas air di sekitarnya, sehingga akan mempengaruhi populasi dan
keragaman flora dan fauna perairan sekitarnya.
Limbah padat sisa kegiatan pekerja sehari-hari,
berupa sampah domestik sisa makanan, plastik pembungkus, dan lainnya,
akan mengganggu lingkungan sekitar karena menimbulkan bau yang tidak
sedap dan mempengaruhi kualitas udara. Limbah padat lainnya adalah sisa
bahan bangunan yang jumlahnya juga cukup banyak. Penanganan limbah padat
baik dari aktivitas pekerja maupun sisa bahan bangunan selama
konstruksi maupun dari kegiatan lainnya harus baik. Penanganan yang
kurang baik akan berdampak pada kebersihan dan keapikan kawasan, bahkan
ketika musim hujan bisa mempengaruhi kualitas air permukaan.
Sumber :
http://ilovebumiku.blogspot.com/2010/08/dampak-pembangunan-mall.html
http://bismanara.blogspot.com/2010/07/dampak-positif-keberadaan-mall.html
https://blhkabsukabumi.wordpress.com/2013/11/06/potensi-dampak-lingkungan-bangunan-komersil-mall-ruko/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar